Banyak orang masih mempertanyakan mengenai sejarah Hajar Aswad bisa berada di sudut tenggara Kabah yakni tempat buat bertawaf umat Islam saat melaksanakan ibadah haji. Beberapa kisah menuliskan jika Hajar Aswad merupakan batu lonjong yang tidak beraturan dan berwarna hitam kemerahan yang kerap menjadi perebutan umat Islam saat melaksanakan ibadah haji.
Suatu cerita yang ditulis buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli menerangkan, bahwa pada saat pembangunan Kabah mencapai tahap terakhir, ternyata beberapa bagian sudut masih kekurangan batu.
Menurut sejarawan dan pemikir muslim dari Persia Ath-Thabari, saat ingin menyempurnakan bangunan Kabah, Nabi Ismail mencari bahan yang bisa melengkapi sudut kosong tersebut. Namun ketika Nabi Ismail hendak mencari bahan bangunan itu, Nabi Ibrahim memerintahkan kekosongan sudut Kabah itu hanya diisi dengan batu yang teleh dipilihnya.
"Ketika Nabi Ismail ingin menyempurnakan Kabah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata, "jangan"!," terang Nabi Ibrahim, dikutip dari buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli.
"Carilah batu seperti yang aku perintahkan," kata Nabi Ibrahim
Mendengar perintah itu, Nabi Ismail pun segera pergi mencari batu yang diperintahkan Nabi Ibrahim. Ketika kembali, ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu di sudut kosong itu.
"Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?" tanya Nabi Ismail
"Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Malaikat Jibril. Ia membawanya dari langit," jawab Nabi Ibrahim.
Mengenai penghormatan kepada Hajar Aswad dalam buku ini dijelaskan, para ulama berpendapat bahwa penghormatan itu dilakukan tak lain karena Hajar Aswad memiliki keterkaitan dengan suatu yang suci dan mulia. Yakni mengenai sejarah pembangunan sejarah Kabah yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
source | Merdeka
Suatu cerita yang ditulis buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli menerangkan, bahwa pada saat pembangunan Kabah mencapai tahap terakhir, ternyata beberapa bagian sudut masih kekurangan batu.
"Carilah batu seperti yang aku perintahkan," kata Nabi Ibrahim
Mendengar perintah itu, Nabi Ismail pun segera pergi mencari batu yang diperintahkan Nabi Ibrahim. Ketika kembali, ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu di sudut kosong itu.
"Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?" tanya Nabi Ismail
"Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Malaikat Jibril. Ia membawanya dari langit," jawab Nabi Ibrahim.
Mengenai penghormatan kepada Hajar Aswad dalam buku ini dijelaskan, para ulama berpendapat bahwa penghormatan itu dilakukan tak lain karena Hajar Aswad memiliki keterkaitan dengan suatu yang suci dan mulia. Yakni mengenai sejarah pembangunan sejarah Kabah yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
source | Merdeka
Tag :
Islam
0 Komentar untuk "Berikut Sejarah Asal Muasal Batu Hajar Aswad di Kabah"